Bismillah..
Sesungguhnya ini adalah tugas Dasar-Dasar Penulisan yang baru aja saya selesaikan, namun berhubung ceritanya memberikan hikmah jadi saya share terhadap kalian semua. Selamat membaca :)
”Aku
Sanggup”
Ibu
adalah surga kecil di mata anak-anaknya, sumber ketulusan dan sejuta kasih
sayang, sentuhannya menenangkan, senyumnya menyejukkan, tiap tetes keringatnya
adalah cinta, tak ada yang mampu membalas segala pengorbanannya. Harapan akan
keberhasilan buah hatinya adalah doa yang selalu seorang ibu panjatkan pada
Tuhan.
Begitulah
gambaran seorang Niswatun, wanita yang melahirkan 4 orang putra-putri yang besar di Lamongan 46
tahun yang lalu ini memulai hidupnya di Jakarta bersama suami tercintanya
Khozin sejak tahun 1994. ‘Nis’ begitulah panggilan akrabnya, putri dari petani
Jawa Timur yang merintis hidup barunya di Ibukota dari angka nol. Sebagai istri
yang sangat mematuhi pemimpin keluarga kecilnya, beliau setuju untuk ikut ke
kota metropolitan demi memperbaiki perekonomian mereka.
Dimulai
dari usaha pemotongan ayam di daerah Ciledug selama 5 tahun, namun dihadapkan
dengan kendala keuntungan yang semakin menurun membuat wanita ini memutuskan
untuk memulai bisnis warung makan pinggir jalan yang menjual makanan khas
Lamongan. Usaha ini di jalankan berdekatan dengan rumah beliau di Pesanggrahan,
dimulai sejak tahun 1999 warung ini menyediakan aneka penganan khas Kota
Surabaya, seperti Pecel Lele, Soto Lamongan, Bebek Goreng dan lain sebagainya.
Semua beliau kerjakan bersama ‘Bapak’ begitulah wanita tangguh ini memanggil
suaminya.
”Pernah sih pake pembantu buat masak
dirumah, tapi masakannya jadi gak sedep
beda aja gitu rasa bumbunya, terus sayang-sayang uang buat gajinya nduk, mendingan buat bayar sekolah
anak-anak.” jelas Niswatun.
Bayang-bayang makin meningkatnya
kompetitor di dalam bidang yang sama sempat membuat ibu dari seorang mahasiswi
aktif di UHAMKA jurusan Pendidikan Bahasa Jepang ini khawatir namun kepercayaan
akan rezeki yang diterima dari Tuhan memiliki porsi yang sudah sangat adil dan
tak mungkin tertukar.
Ibu yang menyukai ikan asin ini
mengaku memiliki harapan besar untuk anak-anaknya kelak yaitu dapat menjadi
orang sukses dan sanggup memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, karena menurut
Niswatun ‘sukses’ itu bisa berarti universal yang mencakup kesuksesan dalam
segala hal di dalam hidup.
Putri ke-2 dari 9 bersaudara yang
bersedia ditemui di waktu senggangnya saat menyantap makan malamnya ini mengaku
sekarang warungnya sedang ramai dan beliau sangat bersyukur akan nikmat yang
Tuhan berikan. Kesibukan untuk mengurus warung makannya sama sekali tak membuat
wanita ini melupakan tugasnya untuk mengurus keluarga kecilnya, beliau tak
pernah meninggalkan kodratnya sebagai seorang wanita, istri dan ibu. Menyiapkan
keperluan sekolah anak bungsunya yang masih duduk di bangku kelas 5 SD,
mengingatkan untuk makan putri sulungnya yang tengah sibuk mengerjakan skripsi,
dan segudang pekerjaan yang hanya mampu dikerjakan oleh wanita yang memiliki
kecintaan yang begitu tulus untuk keluarganya.
”Mama itu orangnya pekerja keras dan
aku kagum banget, selain bisa menjadi ibu yang baik di keluarga juga sekaligus
mampu menjadi kepala rumah tangga. Mama suka di warung sendiri kalo bapak lagi
jemput adek di sekolah. Pokoknya mama dan bapak itu superman dan superwoman,
sanggup melakukan pekerjaan apapun.” Tutur Dewi Sartika, putri pertama
Niswatun.
Niswatun memiliki impian untuk
keliling Indonesia bersama keluarganya, ini adalah impian terbesarnya untuk
membalas waktu yang sempat terbuang dulu karena kesibukannya. Hal ini akan
menjadi agenda selanjutnya sambil menunggu kepastian putri pertamanya yang
segera lulus S1 tahun ini.
Kemiskinan, kegagalan, dan ditipu
sudah menjadi bagian hidup Niswatun, hal ini tidak membuat Ia patah arang,
justru menjadi batu loncatan untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya. Berhasil
menyekolahkan hingga tingkat perguruan tinggi adalah hal yang tak mudah
mengingat sumber penghasilan keluarga hanya bersumber dari warung makan kecil ini.
Namun kerja keras dan percaya pada Tuhan menjadi ‘jimat’ yang selalu dipegang
teguh oleh Niswatun hingga saat ini.
Hani's Cribs