Tuesday, August 14, 2012

My Beloved Mom


Bismillah…

Habis blog walking, nemu blog yang berisi kepergian ibunya saat ia masih sangat perlu bimbingan seorang ibu hmmm sangat mudah membuatku meneteskan air mata, kamu tinggal menunjukkanku kebahagianmu dengan ibumu atau ingatkanku atas ibuku dan 2 menit kemudian aku akan menangis…

Mama atau Momski biasa aku memanggilnya, tapi beliau gasuka kalau aku memanggil momski hihihihi tapi ya namanya ibu, mau anaknya nakal segimanapun juga tetep disayang. Mama adalah tipikel wanita pekerja keras, tegas, ga pernah mau rumahnya berantakan, sayang bgt sama keluarganya, royal sekaligus pelit kalo untuk hal yang dirasanya kurang penting, dan sangat mencintai aku. Aku tak jarang dimarahi mama kalau sudah waktunya mandi tp masih berkeliaran diluar, pulang sekolah ga ganti baju, makan susah bgt maunya disuapin, jambak2an sama mbak evi, berteriak di dalam rumah, ngaretin jam sholat. Iya mama galak, tapi mama sayang bgt sama kita. Masakan mama enak banget, mama ga pernah ngeluh kalau beliau lelah, mama suka beliin baju aku, trs nanti rebutan sama mba evi abis itu mama beli lagi yang samaan, jadilah aku sama mbak evi punya baju kembaran.

Momen yang paling aku rindukan itu pas jalan berdua aja sama mama mau beli cemilan, tangan mama kurangkul nanti sepanjang perjalanan kita ngobrol banyak, kadang berhenti buat ngobrol sama tetangga dulu, iya mama ramah bgt sama para tetangganya, aku belajar untuk selalu senyum kalo ketemu orang itu dari mama hihi mom, I dunno how to describe my love to you :”)

Akhir tahun 2010, tepat 31 Desember.. Untuk pertama kalinya aku diperbolehkan untuk menghabiskan malam tahun baru diluar, fyi aku ini anak pingitannya mama gapernah boleh keluar malem katanya gini “anak perempuan itu gaboleh dibiasain keluar malem, ga baik nduk, dirumah aja tuh mama punya cemilan banyak” nah kali ini aku boleh, tetep sih ga kaya remaja lain yang konvoy di jalanan, tp hanya bakar ayam dilapangan deket rumah bareng tetangga dan tmn mainku, itu aja udah seneeeeeng bgt hihihi tapi mama ga ikut, beliau tidur dirumah, capek katanya. Yaudah aku bolak balik kerumah buat cerita apa yang terjadi diluar gitu karena seru banget. Usai acaranya aku, sampailah 1 Januari 2011. Seperti biasa mama melakukan aktifitasnya, kebetulan aku masih liburan sekolah tgl 3 Januari baru mulai lagi. Malamnya seperti biasa aku di kamar dengan aktifitasku dan mama diluar sedang nonton tv, malam itu mama hanya tertidur lalu dengan keisenganku aku colek-colek kaki mama biar ia bangun, ah langsung ia terbangun lalu dengan lirih bilang “pijitin kaki mama dek, capek banget deh kakinya” lalu aku mijitin deh sambil godain mama yang malam itu hanya tidur aja ga sanggup buka mata hihihihi setelah itu aku kembali ke kamar, aku lupa sedang mengerjakan apa yang jelas aku ketiduran di lantai, dan jam 12 malam mama membangunkanku untuk segera naik ke tempat tidur, mama masih menyelimutiku, mengambilkan gulingku yang terjatuh dan mematikan lampu kamarku. Aku ingat semuanya hingga saat ini hmmm jam 1 malam, aku mendengar teriakan mama, dan mas membangunkanku “dek, cepetan bangun mama sakit!” aku langsung lari ke belakang, mama sedang terduduk di depan kamar mandi sambil memegangi kepalanya, teriakan itu adalah suara mama yang kudengar hari itu. Mama dibawa mas ketempat tidurnya, kondisi mama saat itu membuatku terkejut, bagian tubuh mama sebelah kanan sudah tak dapat merespon genggamanku. Ya Rabbi…. Mama dilarikan ke UGD, mama hanya mengisyaratkan untuk tak dibawa ke rumah sakit. Ya semenjakkepergian bapak, mama tak suka dengan rumah sakit, begitu banyak kesedihan yang ada disana.. Tangan kiri mama tak lepas dari genggamanku, aku begitu takut, takut sekali… Mama ditempatkan di HCU, ruangan setara dengan ICU. Mama kritis, tak sadarkan diri. Wajahnya tenang, aku tak henti membacakan surat Yasin dan Ar-Rahman di sisinya, semua keluarga sudah berkumpul. Merundingkan rumah sakit yang tersedia ICU yang memadai, mama membutuhkan ICU saat itu, pakde Ghufran yang pejabat di RS Mintoharjo Angkatan Laut sudah menghubungi berbagai koleganya agar menyediakan satu ruangan ICU, namun nihil. Hingga pukul 3 sore Alhamdulillah kami mendapatkan ruangan ICU di RS X. Hari itu mungkin wajahku kosong, aku tak tahu harus apa. Aku hanya menghubungi Zyya dan Fia tentang kabar mama, aku tak sanggup menahan air mata karena ketakutanku. Aku sangat takut saat itu… Jam 3 sore usai sholat ashar berjamaah bersama Lek Lis dan hujan air mata atas doa yang dipanjatkan kami berpindah RS. Dalam perjalanan aku menerima telp dari mas yang saat itu berada di ambulans bersama mama, mas berbicara tak jelas, lalu aku memberikan telp ke Lek Lis. Saat itu tangisnya pecah… Ya Allah aku tahu maksud tangisnya, yang selama ini aku takutkan terjadi, Engkau lebih menyukai mama berada disisimu ya Rabb, aku berpelukan lama sekali dengan adik mamaku itu, beliau mengusap jilbabku dan memohon segla doa untuk mama. Mba evi menelponku, aku bingung harus mengatakan apa, akhirnya dia tahu mama udah pergi… Ma, sebegitu sayangnya kah engkau pada kami? Hingga merepotkan dengan urusan pengobatanmu saja engkau enggan… Engkau lebih memilih untuk tidak merasakan sakit lebih lama dan tinggal di surga :’’’’

Mbak Evi tiba di Jakarta, aku langsung berpelukan lama sekali dengannya. Aku bilang padanya “mbak gausah sedih, liat deh mama cantik bgt loh. Mama kaya orang lagi tidur pules, sama sekali udah ga ngerasa sakit lagi.”

Semua teman dan saudara berkumpul, semua ikut menyolatkan mama… Bukti semua orang begitu mencintaimu, ma…

Aku, mbak Evi, mas, semuanya sayaaaaaaaaaaaaang bgt sama mama dan akan terus sayang sampai nanti.. Allahummaghfirlaha warhamha wa’afiha wa’fu’anha. Amiiin 

No comments:

Post a Comment