Wednesday, April 2, 2014

Surat Untuk Mantan


Di sudut coffee shop itu,  ada kita. Dulu aku merasa mencintaimu seperti menikmati seporsi mint frozen yogurt. Kebekuan hatimu, dingin menyentuhku. Tak cukup satu sendok untuk merasamu. Butir pahit yang melebur di dalamnya justru membuatku menyendoknya lagi, dan lagi

Iya, kamu dan aku adalah individu yang begitu berbeda. Kita memiliki watak dan cara bermain yang tak sama, namun semuanya (saat itu) terasa menjadi warna. Kita tak memiliki cukup banyak waktu bersama, seolah-olah waktu tak membiarkan aku terlalu lama denganmu, entah ia cemburu olehmu yang membuat senyum yang tertoreh di wajahku atau ia justru senang karena akhirnya aku berhenti menangis karena kerinduan yang dalam kepadamu.     

I won’t tell you how much it wrecked me when you said you were seeing someone else. How gutted I felt.

I won’t tell you how much I needed you, needed our relationship. How much it meant to me.

I will never tell you that I wanted it to last. That I wanted to be your person.


….
And I will never tell you that I hate myself for still caring.


PS: Tulisan ini diikutsertakan untuk lomba #suratuntukruth novel Bernard Batubara

No comments:

Post a Comment