Di sudut coffee shop itu, ada kita. Dulu aku merasa mencintaimu seperti menikmati seporsi mint frozen yogurt. Kebekuan hatimu, dingin menyentuhku. Tak
cukup satu sendok untuk merasamu. Butir pahit
yang melebur di dalamnya justru membuatku menyendoknya lagi, dan lagi
Iya, kamu dan aku adalah individu yang begitu
berbeda. Kita memiliki watak dan cara bermain yang tak sama, namun semuanya
(saat itu) terasa menjadi warna. Kita tak memiliki cukup banyak waktu bersama,
seolah-olah waktu tak membiarkan aku terlalu lama denganmu, entah ia cemburu olehmu
yang membuat senyum yang tertoreh di wajahku atau ia justru senang karena
akhirnya aku berhenti menangis karena kerinduan yang dalam kepadamu.
I won’t tell you how much it
wrecked me when you said you were seeing someone else. How gutted I felt.
I won’t tell you how much I
needed you, needed our relationship. How much it meant to me.
I will never tell you that I
wanted it to last. That I wanted to be your person.
….
And I will never tell you that I hate myself for still caring.
And I will never tell you that I hate myself for still caring.
PS: Tulisan ini diikutsertakan untuk lomba #suratuntukruth novel Bernard Batubara