Monday, February 4, 2013

Toko Buku dan Hujan

Bismillah



pukul 06:43 pm

Sudah hampir satu jam aku berada di pelataran Gramedia Margonda, berarti hampir 60 menit aku menunggu hujan reda. Aku sudah selesai memenuhi hobiku: membaca 1 buku gratisan dan membeli 1 buku yang kuinginkan. Anehnya, aku sama sekali tidak merasa bosan atau lelah menunggu di sini, yap mungkin karena aku begitu menikmati momen kali ini yakni berada di toko buku bersama hujan.

Aku ingin bercerita mengapa begitu menyukai toko buku dan hujan yaah :)

Sejak kecil aku sudah dibiasakan untuk selalu membaca, mama dan bapak membolehkan aku berlangganan majalah mingguan yaitu Bobo dari kelas 2-6 SD, tentu saja aku harus menabung dari separuh harga majalah itu tiap minggu dan sisanya ditambahkan dari uang mama (kadang sih aku bandel, aku tak menabung tapi pada hari Bobo terbaru terbit yaitu Kamis aku tetap mendapatkan majalah itu, alafyu ma). Bapak memiliki satu lemari buku, kebanyakan berisi buku fiqih dan tafsir Al-Qur'an, kata bapak "buku itu penting nak, harus disimpan dengan baik" alhasil mulai dari buku pengajiannya mama sampai skripsi mbak Evi (kakakku) ada di lemari itu. Kalau majalahku? Jangan ditanya, meja belajar sudah aku sulap menjadi rak buku berantakan hihihi semua raknya berisi semua koleksi buku dan komik. Perlu kuakui, hobi membaca ini juga ditularkan dari mbak Evi, dia lebih gila dalam hal membaca :') yap! saat SD, aku sering diajak ke rental komik dekat kosannya sewaktu kuliah di Depok. Aku boleh meminjam sebanyak apapun buku yang aku mau. Tak hanya membaca Bobo, aku melahap Detective Conan dan serial Harry Potter. Awalnya sih, aku tak bisa menikmati bacaan baruku, aku cepat bosan dan mengantuk, mungkin karena aku sudah terbiasa dengan tulisan bergambar yang ada di Bobo. Tapi lambat laun ternyata terbiasa, Iya sih, kita bisa karena terbiasa :) sampai akhirnya aku begitu menyukai buku dan mulai membelinya sendiri, aku selalu bersemangat jika mampir ke toko buku. Entah hanya untuk sekadar melihat antusiasme pengunjung lain yang sedang membaca atau tenggelam berjam-jam membaca buku gratisan namun sama sekali tak membeli :)) empat ini menyenangkan. Berjalan-jalan di sepanjang rak buku. Menyentuh satu-dua buku. Membaca sampul belakangnya, membuka-buka buku yang tidak dibungkus plastik, sedikit membantuku berdamai dengan perasaan masa lalu. tempat ini benar-benar berarti banyak bagiku menyimpan kenangan panjang. Ada sense of belonging yang begitu kuat antara diriku dan buku. Aku bisa langsung menegur orang yang melipat kertas buku atau membukanya terlalu lebar. Ah, jangan sakiti buku :')

Selanjutnya adalah hujan, aku begitu menyukainya. Menurutku, hujan adalah anugerah Tuhan yang begitu indah. Rendah atau tinggi curahnya selalu membuat damai, rintiknya adalah berkah yang senantiasa dirindukan oleh makhluk bumi dan deru suaranya selalu menenangkan. Aku tak menerima jika hujan disalahkan atas kekacauan di bumi, jangan pernah menyalahkan hujan. Memang ia tak pernah gagal membuatku sendu, namun ia tak pernah menghanyutkan. Ia bersisian, berenang bersamaku dan membuat aku tetap sadar bahwa hidup ini sesungguhnya harus terus mengalir, tetap bergerak, kalaupun berhenti itu hanya untuk beristirahat, mengendapkan kepenatan sejenak untuk kembali menjernihkan diri dan kembali mengalir... ah entahlah ini hanya filosofi hujan sederhana ala perempuan umur 20 tahun, jika kamu tak menyukainya, tak apa :) oh iya, aku suka hujan tapi tak suka kehujanan :p

nb: di depanku saat ini ada anak-anak dengan payung yang jauh lebih besar dari mereka, saat ini mereka berprofesi sebagai ojek payung. Lucu sekaligus miris melihatnya :"



Salam

2 comments:

  1. waktu saya kecil juga sering dibeliin majalah bobo, klo sekarang mampir toko buku sempatin nyari majalah itu, dibuka2 doang sih, gak dibeli :D

    ReplyDelete
  2. iya, kemarin saya beli majalah Bobo lagi dan masih banyak visualisasi cerita yang sama bgt ciri khasnya. yuk baca buku lagi :3

    ReplyDelete